Akan ada saatnya kamu dihadapkan dengan pilihan yang sulit,
Berhenti atau bertahan.
Pada sebuah penantian yang tak bertuan,
Sah saja jika kita memilih satu orang yang menurut hati ini tepat,
Namun jangan salahkan jika semesta berkehendak lain.
Pada sebuah penantian yang tak bertuan,
Dengan sisa nafas mu itu mustahil saja jika kamu berusaha berdiri tegar,
Meski keyakinannmu menjulang setinggi puncak Jaya.
Dan pada sebuah penantian yang tak bertuan,
Dengan hati yang telah melapuk bersama waktu,
Dengan raga yang telah kehilangan pegangan,
Dengan mulut yang telah kehilangan rapalan doanya,
Mau tidak mau, kamu harus melepaskannya, mengikhlaskannya.
