Porsi Kebahagiaan
6/06/2020 07:00:00 AM
Percakapan antara aku dan teman-temanku semalam sangat mampu membuat diriku kembali merasakan tentang ketidakadilan dunia yang sudah berkali-kali aku rasakan. Di malam itu kami saling bertukar cerita, keluh kesah, dan kesedihan satu sama lain. Ternyata memang benar, apa yang aku rasakan, mereka merasakannya pula. Tentang apa yang beberapa waktu ini aku pendam, dengan sedikit lega aku menyampaikannya. Walau setiap berbicara kepada mereka aku akan selalu menangis. Tetapi aku hanya akan menangis apabila permasalahan yang ku rasakan sudah sangat menjadi beban yang berat. Dan entah mengapa beberapa tahun belakangan ini, setiap waktu aku selalu merasakan hal yang sama, dengan orang-orang yang berbeda dan dengan masa yang berbeda. Hal ini sering terjadi terlebih tentang pekerjaan dan pertemanan.
Mungkin orang sering berkata bahwa “Setiap manusia punya porsi kesedihan dan kebahagiaannya masing-masing. Dan kebahagiaan itu datangnya pada diri sendiri.” Atau jika tidak, “Hidup adalah pilihan. Maka pilihlah untuk bahagia”. Aku tidak paham dua perkataan macam apa itu. Tetapi mengapa aku benar-benar setiap waktu merasakan kesusahan dan kesedihan? Aku pun sudah berulang kali berusaha menciptakan kebahagiaan, berulang kali pula aku memberikan hadiah kecil kepada diri sendiri atas usaha yang sudah ku lakukan. Jika memang diminta untuk memilih, jelas aku memilih untuk bahagia. Namun segala upayaku terasa percuma ketika seisi dunia memang tidak mengijikannya. Ketika perilaku orang-orang di sekitar yang rasanya memang menekanku untuk tidak dapat merasakan kebahagiaan. Hingga aku sendiri pun mempertanyakan kemampuanku dan pada akhirnya merasa tidak nyaman untuk menjadi diri sendiri. Mungkinkah aku berada dalam lingkungan yang salah? Aku tidak tahu. Yang jelas aku sudah tidak ingat kapan terakhir kali aku merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.
Saat ini banyak sekali pertanyaan yang berputar di dalam kepala dan aku belum menemukan jawabannya. Mengapa semua ini bisa dan selalu terjadi padaku? Apakah memang aku layak mendapatkannya? Apakah Tuhan memang memberikan ujian-Nya?
0 comments